DETIK: POLEMIK PEMBANGUNAN TEROWONGAN DI GUNUNG MANGGAH, KOTA SAMARINDA

POLEMIK PEMBANGUNAN TEROWONGAN DI GUNUNG MANGGAH, KOTA SAMARINDA



Saat ini, jumlah kendaraan di Samarinda terus bertambah dari tahun ke tahun, sehingga menyebabkan kemacetan, terutama di Jalan Otto Iskandardinata di wilayah Gunung Manggah. Kecelakaan sering kali terjadi di sini, termasuk kendaraan berat yang mengalami kesulitan saat menanjak atau muatannya tumpah ke jalan, yang berpotensi membahayakan pengendara lain. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kota Samarinda memulai proyek Pembangunan Terowongan Samarinda, proyek terowongan pertama di Kalimantan. Namun, proyek ini sempat dihentikan sementara karena ada prosedur hukum yang belum dilengkapi oleh Pemerintah Kota Samarinda. Masalah perusakan aset milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yaitu RSI dan RSJD yang dimana dua aset milik Pemprov ini terdampak oleh pembangunan serta mengganggu operasional RSJD dan rencana pengembangan RSI. Pemkot Samarinda telah memenuhi segala dokumen hibah aset yang diminta, kini, proyek pembangunan terowongan terpantau aktif kembali, akan tetapi ada beberapa masyarakat yang belum juga menerima kompensasi dari proyek ini. Meskipun pembayaran kompensasi sudah dimulai sejak pertengahan Desember, masih ada 15 pemilik yang belum menerima pembayaran karena berbagai alasan administratif dan kesepakatan keluarga. Proses pembongkaran juga masih berlangsung untuk 10 rumah warga, dengan sebagian besar warga masih menunggu penyelesaian administratif dan persetujuan keluarga.

Dalam perspektif administrasi publik, pembangunan terowongan di Jalan Otto Iskandardinata merupakan proyek pemerintah yang dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat karena dapat mengurangi tingkat kemacetan dan juga tingkat kecelakaan yang sering terjadi di daerah tersebut. Dari berbagai pendapat masyarakat tentang pembangunan terowongan di Jalan Otto Iskandardinata atau Gunung Manggah cukup beragam. Sebagian masyarakat setuju dengan pembangunan terowongan karena dianggap sebagai solusi terbaik yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas infrastruktur kota Samarinda secara merata. Meskipun demikian, aspek negatif dari proyek ini perlu diperhatikan seperti biaya pembangunan, peraturan hukum, dan relokasi masyarakat terdampak.

Pembangunan terowongan Gunung Manggah memiliki potensi besar dalam mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan yang sering terjadi di daerah tersebut dengan cara mengalihkan lalu lintas untuk meminimalkan risiko tabrakan dan mengurangi tekanan pada infrastruktur jalan yang berbahaya. Namun, efektivitasnya perlu dievaluasi secara menyeluruh dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti volume lalu lintas, pola perjalanan, kondisi jalan, dan infrastruktur pendukung lainnya. Selain itu, dukungan dari upaya-upaya lain seperti perbaikan jalan, pengaturan lalu lintas yang baik, dan peningkatan kesadaran akan keselamatan berkendara juga penting untuk meningkatkan efektivitas terowongan tersebut.

Meskipun demikian, pembangunan terowongan ini berdampak langsung pada masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Manggah. Proyek pembangunan terowongan di Gunung Manggah telah menimbulkan berbagai kekhawatiran dan kebutuhan yang belum terpenuhi dengan baik bagi masyarakat yang terdampak langsung. Beberapa kekhawatiran meliputi kurangnya komunikasi yang memadai dengan masyarakat terkait dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi jangka panjang, serta keprihatinan akan kemungkinan pemindahan paksa atau penggusuran tanpa kompensasi yang memadai. Ada juga kekhawatiran terhadap ancaman terhadap keberlanjutan budaya dan sejarah lokal. Meskipun pembangunan terowongan tersebut dapat membantu mengurai kemacetan dan meningkatkan infrastruktur, pendapat masyarakat masih beragam. Beberapa masyarakat mendukung proyek ini sebagai peningkatan infrastruktur, tetapi banyak yang merasa terganggu dan tidak setuju karena kurangnya partisipasi, sengketa lahan, dan komunikasi yang kurang transparan. Ada harapan bahwa pemerintah akan memperhatikan aspirasi masyarakat dan memperbaiki prosedur-prosedur dalam proses pembangunan.

Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh proyek pembangunan terowongan Samarinda yang perlu dipertimbangkan secara menyeluruh. Beberapa dampak positif yang ditimbulkan adalah pengurangan kemacetan, peningkatan mobilitas, serta peningkatan keamanan transportasi. Namun, terdapat dampak negatif seperti penggusuran pemukiman warga, kerusakan lingkungan, risiko kecelakaan, dan dampak terhadap komunitas lokal. Oleh karena itu, evaluasi yang cermat diperlukan untuk memastikan bahwa manfaat dari pembangunan terowongan tersebut dapat diperoleh secara maksimal sambil meminimalkan dampak negatifnya.

Strategi yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan proyek pembangunan terowongan agar berjalan dengan baik dan sesuai prosedur adalah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat sejak awal perencanaan proyek melalui pertemuan publik, konsultasi terbuka, dan forum partisipasi lainnya. Hal ini akan membantu mendapatkan masukan berharga dan mengurangi potensi konflik dengan pemukiman warga. Selain itu, dapat dilakukan kajian dampak lingkungan yang komprehensif untuk mengevaluasi potensi dampak negatif dan merancang strategi mitigasi mulai dari aliran air, keanekaragaman hayati, hingga kualitas udara, serta memperhatikan regulasi hukum yang berlaku, termasuk izin lingkungan dan perijinan konstruksi, serta melakukan pembangunan sesuai dengan standar tinggi dan keamanan struktural yang ditetapkan.

Pembangunan terowongan Gunung Manggah ini didukung oleh beberapa pihak, termasuk anggota DPRD Kalimantan Timur dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di sekitar Jalan Otto Iskandardinata dan Gunung Mangga, memotong waktu perjalanan, dan mengurangi biaya transportasi. Oleh karena itu, pembangunan terowongan Gunung Manggah ini dapat menjadi solusi untuk menekan tingkat kemacetan dan kecelakaan yang sering terjadi di daerah tersebut.

Harapannya, pembangunan terowongan ini efisien dalam menurunkan tingkat kemacetan dan kecelakaan dengan mengalihkan lalu lintas dari daerah tersebut, mengurangi konflik antara kendaraan dan pejalan kaki, serta mengurangi risiko tabrakan. Mengingat kecelakaan sering terjadi, seperti kendaraan berat yang kesulitan menanjak atau muatannya tumpah ke jalan dan mengancam pengendara lain. Selain itu, kondisi jalan yang sempit, kegiatan pedagang kaki lima, pasar, dan penumpukan kayu di pinggir jalan yang menyempitkan jalan. Jalan juga curam dan berliku. Sebagai hasilnya, jalan ini kurang cocok untuk dilalui oleh kendaraan angkutan barang. Dengan demikian, terowongan ini diharapkan dapat memindahkan lalu lintas dari gunung, mengurangi kebutuhan untuk melewati jalan berbahaya di sekitarnya. Namun, efektivitasnya perlu dievaluasi secara menyeluruh dengan mempertimbangkan perbaikan jalan, pengaturan lalu lintas seperti pengalihan jalur, dan peningkatan kesadaran akan keselamatan berkendara.


Daftar Pustaka

https://diskominfo.kaltimprov.go.id/berita/terdampak-pembangunan-terowongan-samarinda-pemprov-kaltim-hentikan-sementara-pembongkaran-pagar-dan-bangunan-rsi

https://kaltimfaktual.co/segel-dibuka-pengerjaan-terowongan-segmen-kakap-dilanjut-lagi/

https://kaltim.tribunnews.com/2023/12/05/inilah-progres-pembangunan-terowongan-samarinda-bakal-mengatasi-kemacetan-50-persen

https://www.rri.co.id/samarinda/lain-lain/435479/progres-pembangunan-terowongan-samarinda-capai-10-persen

https://kaltim.antaranews.com/berita/178392/pembangunan-terowongan-samarinda-resmi-dimulai

https://diskominfo.kaltimprov.go.id/berita/pj-gubernur-kaltim-tinjau-aset-terdampak-pembangunan-terowongan-di-samarinda-dan-sampaikan-pesan-kepada-wali-kota

https://jdih.samarindakota.go.id/jdih/administrasi-pembangunan/tahun-depan-selesai-pemkot-samarinda-akhirnya-ground-breaking-pembangunan-terowongan-gunung-manggah

Komentar